Pengertian Lapar Hedonis
Rasa lapar hedonis atau hiperfagia hedonis adalah istilah yang merujuk pada hasrat seseorang mengonsumsi sejumlah makanan semata hanya untuk memenuhi kepuasannya tanpa mempertimbangkan kebutuhan kalori atau energi.
Makanan tertentu bisa menyebabkan diri menjadi lebih lapar dari sebelumnya jika dikonsumsi,atau seseorang kemungkinan memiliki kecanduan makan yang kuat terhadap tanda-tanda kondisi makan sehingga menimbulkan rasa lapar hedonis
Salah satu metode yang bertujuan mengontrol perilaku berlebihan tersebut adalah program penurunan berat badan. Selain itu, intervensi terapeutik juga dapat memengaruhi perilaku makan hedonis.[5]
*Latar belakang
Meskipun berdasarkan teori-teori umum rasa lapar timbul akibat kurangnya asupan energi atau nutrisi dalam tubuh, yang sering terjadi adalah rasa lapar timbul karena hanya ingin memenuhi kepuasan makan.
Hal ini sejalan dengan konsep insentif-positif.Gramlich membagi respons rangsangan makan berlebihan menjadi dua kategori, hiperfagia homeostatis dan hiperfagia hedonis.
Oleh karena itu, rasa lapar dan makan tergantung pada kontrol umpan balik dari proses homeostatis, hedonis, dan kognitif. Meskipun mekanisme tersebut saling melengkapi dan mempengaruhi,keduanya tetap dapat dipisahkan menjadi definisi yang berbeda.
Berdasarkan konsep insentif-positif perilaku makan menunjukkan kemiripan dengan perilaku seksual, dimana motivasi manusia melakukan seksual bukan karena kebutuhan alami, melainkan karena atas dasar keinginannya semata.
Makanan berkalori tinggi dianggap memiliki nilai penting sepanjang sejarah manusia.
Munculnya keinginan untuk mengonsumsi makanan yang diidamkan, membuat seseorang menjadi lapar.
Efek psikologis dari rasa lapar tersebut membuat penggunanya ingin makan lagi dan lagi, setara dengan efek pada kecanduan narkoba.
Lemahnya seseorang terhadap kondisi rasa lapar hedonis dapat menyebabkan mereka makan berlebihan makanan yang padat kalori.
Cara makan hedonis seperti itu membuat seseorang mengesampingkan kemampuan tubuh untuk mengatur rasa kenyangnya.
Meskipun terdapat banyak bukti mengenai perilaku rasa lapar hedonis, beberapa kelompok masyarakat menganggap fenomena ini sebagai kontroversi. Mereka berpihak pada salah satu penelitian yang menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara konsumsi milkshake dengan kenaikan indeks massa tubuh (BMI).
Sebuah fenomena lain terkait perilaku nafsu makan, dikenal dengan nafsu makan khusus atau rasa lapar khusus.
Secara konsep perilaku ini sama dengan rasa lapar hedonis, tetapi memilki definsi yang berbeda. Nafsu makan khusus adalah dorongan untuk memakan makanan yang memiliki rasa atau aroma tertentu.
Perilaku ini lebih menekankan pada seseorang yang beradaptasi dan berkembang untuk merasakan selera tertentu sementara rasa lapar hedonis cenderung karena bawaan perubahan (evolusi) manusia dari waktu ke waktu.
____
Cat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar